Friday, 1 November 2019

Ahli Ibadah Yang Tertipu


Dalam kitabnya, Al-Kasf wa Al-Tibyan fi Ghurur al-Khalq Ajma'in (Menyingkap Aspek-aspek Ketertipuan Seluruh Makhluk), al-Imam al-Ghazali menyebut golongan berikutnya yg tertipu adalah golongan ahli ibadah. Mereka tertipu karena shalatnya, bacaan Alqurannya, hajinya, jihadnya, kezuhudannya, amal ibadah sunahnya, dan lain sebagainya.

Dalam kelompok ini, lanjut al-Ghazali, terdapat pula mereka yg terlalu berlebih-lebihan dalam hal ibadah hingga melewati pemborosan. Misalnya, ragu2 dalam berwudhu, ragu akan kebersihan air yg digunakan, berpandangan air yang digunakan sudah bercampur dgn air yg tidak suci, banyak najis atau hadas, dan lainnya.

Mereka memperberat urusan dalam hal ibadah. Tetapi, meringankan dalam hal yg haram. Misalnya, menggunakan barang yg jelas keharamannya, tapi enggan meninggalkannya.

Begitu juga dalam hal membaca Alquran. Ia merasa dirinyalah yg paling benar, yg paling fasih. Sementara, bacaan orang lain salah. Bahkan, karena persoalan dialek, ia menyalahkan bacaan orang lain. Karena, persoalan dialek itu dipandang dapat mengubah makna.

Adapun mereka yg tertipu dalam kelompok ini, kata al-Ghazali, adalah mereka yg merasa dirinya paling hebat dalam beribadah. Misalnya, karena seringnya melaksanakan sujud sehingga muncul di dahinya tanda2 bekas sujud. Lalu dengan itu, dia merasa akan mendapatkan surga di akhirat nanti.

Dari beberapa kelompok ahli ibadah yg tertipu, antara lain, karena merasa suaranya sangat merdu (bagus), lidahnya yg fasih, karena puasanya, karena hajinya, karena azannya, karena penunjukkan dirinya menjadi imam (pemimpin), merasa zuhud dgn hartanya, dan karena ibadah sunahnya. Dan, ada pula yg tidak sadar kalau mereka tertipu karena merasa dirinya sudah cukup menjadi bagian dari orang banyak.

WALLAHU A'LAM

No comments:

Post a Comment