Saturday, 20 December 2014

Majelis Semaan Al Qur'an itu apa ?

Majlis Semaan Al Qur’an “MANTAB “ adalah suatu Majlis TAUBAT/ majlis TOPOBROTO /Majlis Taqorrub ilalloh/ majlis mencari jati diri/majlis untuk mengadukan nasib kelak di akhirat/Majlis wisata rokhani/Majlis Silaturrokhim sesama ummat muslim ( bukan antar golongan ) /Majlis cinta Rosululloh, Auliya’ ,Ulama’, Sholikhin,Orang tua dan Ikhwan muslim yang masih hidup atau yang sudah mati /Majelis Do’a /Majelisnya ummat Islam untuk menyimak dan mendengarkan lantunan Ayat-ayat Al Qur’an ( yang populer disebut majelis TOPOBROTO ) yang dilantunkan para Khafidzulqur’an ( penghafal AL QUR’AN ) yang telah dirintis oleh Waliyyulloh KH Khamim Jazuli ( Gus Miek ) putera dari Ulama’ besar KH Utsman Jazuli dari Ploso Kediri dengan tujuan disamping untuk menyejukkan rokhani seorang hamba Alloh yang lagi gersang ( karena terlalu banyak memikirkan urusan dunia) juga untuk melestarikan akan keberadaan AL QUR’AN yang saat ini ummat islam sudah mulai menjauh dari AL QUR’AN (istiqomah membaca koran ). Mungkin ada yang bertanya apa itu SEMAAN ? dan kenapa dinamakan Majelis SEMAAN ALQUR’AN “MANTAB ” / Majelis TAUBAT / TOPOBROTO dll ? Dengan singkat akan aku jelaskan pertanyaan diatas namun apabila ada yang kurang mohon maaf, yang intinya sbb :

Kata SEMAAN di ambil dari bahasa Arab SAMI’A yang berarti mendengarkan/menyimak, sedangkan Majelis SEMAAN AL QUR’AN “MANTAB ” yaitu kegiatan atau suatu Majelis/Jami’iyah/Kumpulan segenap qoum muslim (khususnya warga nahdhiyyin ) guna mendengarkan /menyimak lantunan Ayat-ayat suci Alqur’an yang dilantunkan oleh KHUFADZUL QUR’AN ( penghafal Alqur’an ) sebagai sarana TAQORRUB ( mendekatkan diri ) kepada ALLOH untuk jalan menuju TAUBAT sekaligus menjadi sarana introspeksi diri / mengadu / silaturokhim antar sesama ummat islam /Do’a bersama sekaligus sebagai sarana ungkapan cinta kita kepada ALLOH, ROSULULLOH, SHOKHABAT, AULIYA’, SALAFUSH-SHOLIH, ULAMA’, ORANG TUA dan segenap IKHWAN MUSLIM ( yang masih hidup atau yang sudah meninggal ) karena di dalam kegiatan SEMAAN telah dirangkai dengan dimulai Sholat shubuh berjama’ah dan dilanjutkan menyimak lantunan Ayat-ayat suci Alqur’an ( kira2 jam 7 istirakhat sejenak guna melakukan sholat Dukha berjamaah ) sampai masuk waktu sholat Dzuhur ( Sholat dzuhur berjamaah ) dilanjutkan sampai masuk waktu sholat ‘Ashar (sholat ‘ashar berjamaah ) berlanjut sampai masuk waktu sholat maghrib ( sholat maghrib berjamaah ) sehabis sholat maghrib dilanjutkan dengan mengamalkan aurod /wirid DZIKRULGHOFILIN dilanjutkan sholat ‘isya’ berjamaah dan Do’a khotmil qur’an yang sebelumnya diisi dengan mau’idzoh khasanah, dan juga perlu diketahui bahwa kegiatan SEMAAN AL QUR’AN “MANTAB ” diadakan hanyalah untuk beribadah kepada ALLOH semata (demi keselamatan kelak diakhirat ), dan bukan untuk kepentingan dunia. Sekaligus sebagai pembelajaran miniatur kehidupan kita sehari-hari bahwa kita ini diciptakan oleh ALLOH didunia hanyalah untuk beribadah semata. Dan juga diperlu dipahami ( diketahui ) bahwa kegiatan SEMAANini hanyalah salah satu sarana jalan untuk menuju taqorrub ILALLOH ( bukan satu-satunya ) jadi kalau saudaraku yang sudah mengamalkan Toriqoh mu’tabaroh ( Toriqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah dan lain-lain ) silahkan diteruskan/dijalankan dengan Istiqomah. Sekedar informasi bahwa kegiatan “SEMAAN AL QUR’AN MANTAB” dan DZIKRUL GHOFILIN di laksanakan setiap sebulan sekali, Untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya JUM’AT WAGE, Nganjuk dan sekitarnya SELASA PON, Kediri dan sekitarnya AKHAD LEGI, Tulunggung dan sekitarnya JUM’AT LEGI, Blitar dan sekitarnya AKHAD PON, Ponorogo dan sekitarnya RABU PON, Jember dan sekitarnya AKHAD PAHING, Jogjakarta dan sekitarnya AKHAD LEGI dll ( bersifat untuk umum ) untuk lebih jelasnya silahkan hubungi sekertariat SEMAAN AL QUR’AN “MANTAB” ( untuk wil Surabaya Jl.Berbek 11 no 33 a Sidoarjo / Gus KHOLIS, Untuk Jogjakarta dan sekitarnya PONPES MUJAHADAH Lempuyangan (Gus Misbach ). Dan Semoga kegiatan Dzikrul Ghofilin dan Jemaah Semaan Al Qur’an dapat dilaksanakan di negeri kita Khususnya Kecamatan Bukit Batu dan Siak Kecil secara umum Bengkalis Riau. Dan Semoga kita dianugerahi oleh ALLOH hati yang selalu mencintai AL QUR’AN dan mendapat safa’at dari AL QUR’AN besuk di hari Qiyamat, Amiin Yaa Robbal ‘alamiin.

Dzikrul Ghofilin Dan Majelis Semaan Al Qur'an

Pada tahun 1964, Gus Miek sedang sowan kepada gurunya yaitu Nabi Khidir dan Nabi Ilyas. Lalu Gus Miek diperintahkan mendirikan wirit Aurot Lailiyah. Lailiyah itu dalam bahasa arab artinya dzikir di waktu malam. Pada tahun 1965 Aurot Laliyah didirikan pertama kali di Kelurahaan Kauman Tulungagung. Isi dari Aurot Lailiyah diantaranya terdapat di Al – Qur’an seperti Al- Fatehah, Asmaul Husna, Ayat Kursy, lalu para wali dan para ulama di seluruh dunia dikirimi surat Al - Fatehah. Seperti yang di dhawuhkan Gus Miek “Ulama sesepuh yang dikirimi Fatehah oleh orang-orang yang tertera atau tercantum dalam Dzikrul Ghofilin itu yang akan saya dan kalian ikuti di akherat nanti”.
Awal Aurot Lailiyah, pertama kali jamaahnya tidak lebih dari 5 orang dan dipimpin langsung oleh Gus Miek dan berjalan sampai 5 tahun, lalu di teruskan oleh sahabat - sahabatnya, berjalan sampai tahun 1975. Aurot Lailiyah diganti namanya menjadi Dzikrul Ghofilin, dalam bahasa arab yang artinya dzikirnya orang-orang yang lupa (maksudnya kita manusia ini yang senantiasa lupa pada Allah, lalu dengan dzikir ini ditekankan supaya ingat selalu kepada Allah dimanapun kita berada).
Dahulu terjadi banyak pertentangan terhadap Dzikrul Ghofilin oleh para kyai besar, termasuk Kyai dari Lirboyo, Ponorogo, Jember, Jombang, Pasuruan, dll. Akhirnya Gus Miek Hijrah ke Jember menggandeng KH. Ahmad Shiddiq lalu di Pasuruan menggandeng KH. Hamid Abdillah, di Kediri menggandeng KH. Mundzir, di Magelang menggandeng KH. Dalhar. Beliau–beliau adalah wali dan tokoh yang dihormati oleh masyarakat disana. Tujuannya adalah menyebarkan Dzikrul Ghofilin lewat Kyai besar yang menjadi tokoh disitu, meskipun begitu masih banyak yang tidak cocok, mungkin banyak yang iri, su’udzon terhadap Gus Miek.
Pada tahun 1986 semaan Al – Qur’an didirikan menggunakan nama JANTIKO, semaan Al- Qur’an adalah kegiatan membaca dan mendengarkan Al – Qur’an berjama'ah atau bersama - sama, sekalian mendengarkan Al - Qur'an juga bersama - sama melakukan ibadah sholat wajib secara berjamaah juga sholat - sholat sunnah yang lain, dari ba'da Shubuh hingga khatamnya Al - Qur'an, seperti dhawuh Gus Miek ” Dalam sema’an ada seorang pembaca Al - Qur’an, Huffazhul Qur’an dan Sami’in”. Seperti ditegaskan oleh sebuah hadits: Baik pembaca maupun pendengar setia Al - Qur’an pahalanya sama. Malah di dalam ulasan tokoh lain dikatakan: “Pendengar itu pahalanya lebih besar daripada pembacanya. Sebab pendengar lebih main hati, pikiran, dan telinganya. Pendengar dituntut untuk lebih menata hati dan pikirannya dan lebih memfokuskan pendekatan diri kepada Allah SWT”. Beberapa tahun kemudian ditambah kata MANTAB. Jantiko diambil dari bahasa jawa yang artinya anti kolir, maksudnya jamaah anti putus asa, ngresulo, maksiat meskipun segi ekonomi atau fikiran jamaah lemah atau kurang ( “Fuqoro” ).

Terbukti meskipun fuqoro namun setelah ikut Dzikrul Ghofilin dan Semaan Al – Qur’an banyak yang menjadi rajin ibadah. Dan kata MANTAB diambil dari bahasa arab, MANTABA yang artinya orang - orang yang bertaubat.












Dalam Rangka untuk mensukseskan kegiatan.
Majelis Dzikir "Asma'ul Husna"
Menerima Penyaluran Wakaf Zakat Infaq dan Sedekah
Melalui Bank Riau Kepri No. Rekening : 124-20-02719
                                             An. Majelis Dzikir "Asma'ul Husna"

Dzikrul Ghofilin itu apa ?

DZIKRUL GHOFILIN Artinya : Dzikirnya / ingatnya orang-orang yang lupa dengan ALLOH, Untuk orang-orang yang senang/ ingin bisa dikumpulkan dengan para kekasih ALLOH ( auliya’ ) dan orang-orang sholeh di akherat kelak. Dari judul yang begitu indah dan mempesona maka siapa orangnya yang tidak senang ikut masuk golongannya?…..Akan tetapi sebelumnya harus tahu persisnya dulu tentang hal ikhwalnya wirid DZIKRUL GHOFILIN ini apa ? Dan bagaimana ? betul apa hanya mainan yang menjadi kemusykilan dan lain lain, Maka marilah dihayati dalam tulisan ini, semoga kita diberi Hidayah dan Taufiq menuju kebenaran dan semoga tulisan ini oleh ALLOH diberi kebenaran dan bisa bermanfaat yang sebanyak-banyaknya dengan lantaran berkah dan derajat para insan agung ( auliya’ ), Amin……..Jika sudah begitu kita perlu menghubungkan diri dengan para Auliya’, Ulama’ dan Sholikhin baik yang masih hidup atau yang sudah wafat (al Markhumin wal Maghfurin ) dengan cara berziarah, berhadiyah Fatikhah dan lian lain, Kemudian kita juga berusaha memperbaiki dan meningkatkan pribadi kita masing-masing dengan cara mengetahui dan meniru perjalanan orang-orang agung tersebut. Andaikata kita betul-betul mau mengaitkan diri dan memperhatikan perjalanan beliau-beliau, INSYALLOH kita akan menemukan jalur untuk kita berjalan yang semestinya menuju ALLOH, Karena memang merekalah para pewaris Nabi yang oleh ALLOH dipercaya penuh untuk segenap ummat manusia di dunianya dan diberi fasilitas bisa memberi syafaat kelak diakherat, Dan semoga kita sekalian diakherat nanti dikumpulkan menjadi golongannya, bisa masuk surga tempat yang abadi dengan bisa melihat ALLOH Tuhan yang maha perkasa dan maha bijaksana, Amin yaa Robbal ‘alamin.
Wirid DZIKRUL GHOFILIN itu isinya berupa bacaan-bacaan yang untuk beribadah, munajat/ berbisik, menghadapkan diri dan berdo’a dihadapan ALLOH dzat yang maha kuasa dengan merendahkan diri, merasa serendah-rendahnya, tawadhu’, khudu’, tadhorru’ , khusyu’, adalah merupakan suatu senjata yang ampuh yang sangat kita butuhkan untuk meminta apa saja.
Adapun pokok isinya yang paling banyak adalah bacaan /membaca surat Al Fatikhah seratus kali ( 100 x ) yang sebetulnya bacaan ini sangat tidaklah asing dijalankan oleh orang-orang agung ( auliya’ ) zaman dahulu, Dan juga beberapa hadiyah Fatikhah kepada para leluhur orang-orang agung yang menjadi panutan kita, Terus disempurnakan atau diselingi dengan Asma’ul khusna, Istighfar, Sholawat dan Tahlil.
Membaca Al Fatikhah seratus kali ( 100 x ) adalah amalan-amalan atau wiridnya Al Maghfurlah Simbah Kyai H. Abdul Hamid Pasuruan Rokhimahulloh ( beliau dimasa hidupnya adalah orang yang sangat masyhur kewaliannya dan menjadi jurusan / tempat kembali ummat sangat tidak asing, Dan setelah wafatnya maqomnya selalu ramai diziarahi). Dan wiridnya beliau Al Maghfurlah KH. Achmad Qusyairi ( pasuruan ) bin KH. Shiddiq Jember pengarang kitab Tanwirul Hija ( nadzomnya SafinatunNaja ) kitab ilmu Fiqh yang sangat terlaku sebagai pelajaran anak-anak kita di bumi jawa khususnya. Lalu oleh Mbah KH. Abdul khamid amalan-amalan ini diharapkan supaya dilanjutkan oleh panutan kita KH. Khamim Jazuli ( Gus Miek ) putra KH. Utsman Jazuli dari PONPES “AL FALAH” Ploso Mojo Kediri Jawa Timur ( seorang yang terbiasa berkomunikasi dengan para Auliya’illah ) dan terkenal sangat unik perilakunya, serta masyhur kewaliannya dan menjadi panutan / tempat kembali orang banyak diantara kita semasa hidupnya, Dan kemudian dikembangkan oleh KH.Achmad Shiddiq Jember Rois ‘Am Jam’iyyah Nahdhotul ‘Ulama’ ( Tahun 1984- 1994 ), Jadi DZIKRUL GHOFILIN adalah hasil rangkuman orang mulya ( ‘indalloh ) tiga itu.
Lalu do’a diakhir Dzikrul Ghofilin yang berupa syi’irnya Syaikh Achmad bin Sumaith : SA-ALTU ROBBII SHIKHKHATAL QOLBI WAL JASAD dan seterusnya. Ini disamping amalannya KH.Achmad Qusyairi juga amalannya Khadhrotusy Syeikh KH. KHOLIL Bangkalan Madura gurunya para guru tertua kita yang agung-agung seperti KH. Shiddiq Jember, KH.Manaf / ‘Abdul Karim Lirboyo Kediri ( semoga para beliau mendapatkan limpahan Rakhmat dari ALLOH dan memberkahi kita semua fiddun-ya wal-akhiroh ).
Tentang mewiridkan membaca Fatikah 100 x ini sebetulnya tidak asing dijalankan/diamalkan oleh para salafush sholih sejak zaman dahulu, buktinya banyak kitab-kitabnya para ‘Ulama’ yang menerangkan seperti syarahnya kitab Ikhya’ ( karya Imam Ghozali ), Khazinatul -Asror, Inarotud Duja, Syamsul Ma’arif. Demikian pula asal usulnya orang yang mempunyai resep pun banyak juga,
Adapun yang kita amalkan dan kita ikuti dari guru kita ialah menurut resepnya Imam Al Ghozali Ra. Adapun cara membacanya juga bermacam-macam seperti keterangan dari kitab-kitab tersebut :
1.        Cara Pertama : Setiap ba’da sholat maktubah ( setalah sholat fardhu lima waktu ) dibaca 20 x 20 x
2.        Cara Kedua : Setelah sholat shubuh 30 x, Dzuhur 25 x ,’Ashar 20 x , Maghrib 15 x dan ‘Isya’ 10 x
3.        Cara Ketiga, Menurut Mbah KH. Achmad Qusyairi Al Markhum Ijazah dari gurunya dari Imam Ghozali begini : Membaca Fatikhah dengan Basmalah dan Aminnya, setelah sholat shubuh 21 x , Dzuhur 22 x ,’Ashar 23 x , Maghrib 24 x dan ‘Isya’ 10 x ( jumlah 100 x ) lalu setiap selesai membaca Fatikhah ba’da sholat supaya membaca Du’a-ul fatikhah yang masyhur ciptaan Wali Qutub Al Khabib ‘Abdulloh Al Khaddad Ra 3 x ,
Maka dari tiga cara tersebut silahkan mana yang disukai ( yang penting cara membacanya yang benar / memakai ilmu Tajwid atau lebih jelasnya silahkan belajar Al Qur’an ( terutama Al Fatikhah) kepada guru yang betul-betul mumpuni ).
Resep dari Imam Ghozali seperti diatas asalnya berupa Syi’iran / Qosidah ‘Arobiyah yang banyaknya 13 bait yang arti ringkasnya kurang lebih sebagai berikut “Siapa orangnya yang ingin beruntung, kedatangan maksud tujuannya dan kecukupan rizqinya maka langgengkanlah membaca Faatikhtal Kitab 100 x setiap ba’da Isya’, Shubuh, Dzuhur, ‘Ashar dan Maghrib, maka akan lekas tercapai tujuannya, naiknya pangkat, kemulyaan, kewibawaan, kemudahan dan kegembiraan, hidup ni’mat sepanjang zaman, aman dari kemelaratan dan kesulitan dari terkena urusan dan tipu daya jelek, tidak butuh merepotkan orang lain, menjadi periang menghadapi kesulitan dan bahaya dan mendapat pertolongan sewaktu-waktu membutuhkan”
Amalan wirid Dzikrul Ghofilin ini pertama dirintis oleh Al Mukarrom KH. Achmad Shiddiq di daerah sekitar kabupaten Jember jawa Timur dan terus berkembang sampai sekarang, mulai dari sebelum beliau dijadikan sebagai Rois ‘Am Jam’iyyah Nahdhotul Ulama’ ( NU ) dan berjalan sampai akhir hayat beliau, Maka kepada segenap warga NU hendaknya mema’lumi adanya dengan arti tidak menyalahi faham tentang kegiatan ini dan kelanjutannya. Kemudian di daerah Kediri juga dirintis oleh Al Mukarrom KH. Khamim Jazuli ( Gus Miek ) dan berkembang sampai sekarang, Dan lama kemudian oleh beliau diciptakanlah kegiatan umum berupa Istima’ul Quranil karim yang dimulai tahun 1986 M dengan nama “JANTIKO” berpusat di Kediri yang kemudian di ganti dengan nama “MANTAB” ( yang berarti orang yang bertaubat ).
Kegiatan beribadah tersebut dimaksudkan untuk kegiatannya siapa saja tidak pandang aliran yang ingin memperbaiki kejelekan pribadinya, bertaubat dan meningkatkan kepribadiannya masing-masing dengan tekun beribadah kepada ALLOH Swt semata. Alkhamdulillah kegiatan-kegiatan ini sampai saat ini berkembang dengan baik ke daerah-daerah tanah Jawa khususnya bahkan sudah sampai ke tanah Sumatra, malaisya dan Singapura.

Akhirnya semoga ALLOH Swt berkenan melestarikan dan memberi berkah yang sebanyak-banyaknya dan memperbaiki serta membangkitkan segenap hamba-hambaNYA, Dan kita semoga besuk di hari qiyamat dikumpulkan bersama-sama orang-orang agungnya ALLOH SWT. Amiin Yaa Robbal ‘Alamin. (Dikutip dari buku MANAQIB 50 Wali Agung)

Sejarah Dzikrul Ghofilin


Awal kemunculan “Dzikrul Ghofilin” bermula sejak tahun 1960, yang digagas oleh tiga kiai yakni, Kiai Hamid Pasuruan, Kiai Hamim Jazuli (Gus Miek), dan Kiai Achmad Shiddiq. Tiga kiai tersebut sudah dikenal oleh banyak kalangan khususnya dikalangan warga NU. Kiai Hamid Pasuruan dikenal sebagai kiai yang memiliki kemampuan spiritual tinggi. Selain dikenal mempunyai kemampuan spritualitas yang tinggi, Mbah Hamid juga dikenal oleh masyarakat sebagai seorang waliyullah, kekasih Allah yang sampai saat ini pesareannya setiap hari dipenuhi oleh para peziarah. Kiai Hamim Jazuli atau yang panggilan akrabnya (Gus Miek), adalah sosok kiai yang nyentrik dan kontroversial. Namun meskipun dikenal sebagai sosok kiai yang nyeleneh, nyentrik, dan kontroversial ia mendapat pengakuan dari beberapa kiai khos seperti, Kiai Abdul Madjid, Kiai Mubasyir Mundzir, Kiai Abdullah Umar Kediri, Kiai Hamid Pasuruan, Kiai Hamid Kajoran. Gus Miek mempunyai keistimewaan yang tinggi, dan kemampuan supranatural. Kemampuan supranatural Gus Miek itu dalam istilah orang pesantren disebut “khariqul adat”, kejadian-kejadian aneh yang sulit dijangkau oleh akal manusia. Kiai Achmad Shiddiq adalah kiai yang dikenal sebagai perumus Pancasila, dan peletak dasar khittah NU 1926 yang diputuskan di Situbondo. Gagasan dan ide-ide segarnya tentang pembaharuan NU banyak bermunculan darinya, juga kekonsistenannya mengabdi pada NU dan bangsa Indonesia tidak pernah diragukan. Di tahun 1972 Kiai Achmad Shiddiq menjadi pengikut pemula Gus Miek, dan berdakwah bersamanya melalui Dzikrul Ghofilin. Jadi munculnya berdirinya Dzikrul Ghofilin itu tidak terlepas dari tiga kiai, yakni Kiai Hamid Pasuruan, Kiai Hamim Jazuli (Gus Miek), dan Kiai Achmad Shiddiq. Sehingga tidak berlebihan kiranya jika muncul istilah “tritunggal”, sebuah istilah yang masyhur dikalangan pengikut Gus Miek.
Adapun penggagas utamanya sekaligus penulis teks Dzikrul Ghofilin adalah Kiai Hamim Jazuli (Gus Miek). Beliau banyak mencurahkan perhatian dan tenaga sepenuhnya demi memperjuangkan Dzikrul Ghofilin. Di Surabaya, Gus Miek memulai kegiatan Dzikrul Ghofilin yang hanya diikuti oleh beberapa orang hingga menjadi belasan orang jama’ah. Tempat kegiatannnya berpindah-pindah dari jama’ah yang satu ke jamaa’ah yang lainnya. Sebelum acara Dzikrul Ghofilin dimulai, Gus Miek mengajak jama’ahnya terlebih dahulu berkumpul di makam Sunan Ampel, dengan membaca Al - Fatihah 500 kali, baru kemudian berangkat ke rumah yang menerima giliran acara Dzikrul Ghofilin.  Kiai Maftuh Basthul Birri menilai bahwa amalan dalam Dzikrul Ghofilin seperti al-Fatihah, shalawat, tahlil, dan lain sebagainya adalah amalan yang biasa dilakukan oleh umat Islam sejak dulu. Dan amalan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran akidah ahlussunnah waljama’ah yang dalil dan rujukannya sangat jelas dalam al-Qur’an dan hadits.

Inti ajaran Dzikrul Ghofilin adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berdzikir. Menurut Gus Miek, fadhilah utama Dzikrul Ghofilin adalah murni tujuan akhirat, murni kebahagiaan di akhirat, dan biasanya orang yang benar-benar menata akhiratnya urusan duniawinya juga akan ikut tertata. Dengan demikian, cara termudah menurut Gus Miek adalah dengan mencintai para kekasih Allah dan orang-orang yang shaleh. Jika kita mencintai auliya’ kekasih Allah, dan sholihin orang-orang shaleh, maka besok kita akan dikumpulkan bersama mereka. Amiiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Tuesday, 16 December 2014

Kegiatan Rutin Majelis Dzikir "Asma'ul Husan" Kabupaten Bengkalis

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Terutama marilah kita panjatkan puji syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayahNya
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat, Tabiin, Tabiit Tabiin, para Ulama Warasatul Anbiya’ yang telah berjuang demi tegaknya Islam di muka bumi ini.
Dalam rangka untuk mensukseskan Visinya :
“ Terciptanya Suasana Dakwah Dan Dikrullah dalam segala aspek
kehidupan umat Islam”.
Majelis Dzikir "Asma'ul Husna" mengadakan kegiatan rutin sebagaimana berikut :


NO


KEGIATAN

HARI /WAKTU

VOLUME

TEMPAT

1

JEMAAH
SEMAAN AL QUR’AN
(30 Juz)


Hasil Musyawarah Mufakat
( Pagi s/d Selesai)


Dua bulan Sekali

Masjid Al Ilham

2

MUJAHADAH DZIKRUL GHOFILIN

Malam Sabtu Minggu Ketiga Ba’da Isya’

Malam Senin
Ba’da Isya’


Sebulan sekali



Seminggu sekali

Masjid Al Ilham



Sekretariat
Majelis Dzikir “Asma’ul Husna”


3

ISTIGHASAH

Malam Sabtu
Minggu Pertama
Ba’da Maghrib


Sebulan Sekali

Masjid Al Ilham

4

WIRID YASIN

Malam Jum’at
Ba’da Maghrib


Seminggu Sekali

Masjid Al Ilham

5

KHATAMAN
DZIKIR TARIQAH
QADIRIAH WA NAQSABANDIYAH

Malam Selasa
Ba’da Isya’

Seminggu sekali

Masjid Al Ilham

Kepada Kaum Muslimin Wal Muslimat yang ingin ikut dalam kegiatan tersebut dapat hadir sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Informasi lebih jelas hubungi Sekretariat Majelis Dzikir “Asma’ul Husna” Jalan Nusantara No 0106 Pakning Asal Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Kode Pos 28761 Email : yppi.asmaulhusna.spk@gmail.com atau konfirmasi Via No. Hp. 085271027815 RIAU Indonesia.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufiq, hidayah dan inayahNYA kepada kita semua, dan semoga kita semakin dekat dengan Allah serta senantiasa mendapat RidhoNYA. Amiiin Ya Rabbal Alamin.

                         Pakning Asal, 13 Desember 2014.

                         Ketua Majelis Dzikir “Asma’ul Husna”

                                                                                 
                         SUGENG WIDODO, S.HI










Dalam Rangka untuk mendukung Kelancaran Kegiatan,
Majelis Dzikir "Asma'ul Husna" 
Menerima Penyaluran Wakaf Zakat Infaq dan Sedekah
Melalui Bank Riau Kepri No. Rekening : 124-20-02719
                                            An. Majelis Dzikir "Asma'ul Husna"






Sunday, 14 December 2014

Susunan Pengurus Majelis Dzikir "Asma'ul Husna" Kec Bukit Batu Periode 2014 s/d 2017


PELINDUNG                                       : CAMAT BUKIT BATU
                                                              DANRAMIL KEC. BUKIT BATU
                                                              KAPOLSEK BUKIT BATU

PENASEHAT                                       : KA. KUA KEC. BUKIT BATU
                                                              MANAGER PERTAMINA UP II SUNGAI PAKNING
                                                              KETUA YPPI “ASMA’UL HUSNA” SEI PAKNING
                                                           
PENGURUS HARIAN
KETUA                                              : SUGENG WIDODO, S.HI
WAKIL KETUA                                 : H. SYAMSUDDIN, S.PdI

SEKRETARIS                                   : CHOIRUL MA’NA
WAKIL SEKRETARIS                      : HENDRI CHANIAGO

BENDAHARA                                  : SITI MAIMUNAH

SEKSI –SEKSI                                 :
I.              SEKSI PEMBINAAN DAN PENGKADERAN
KOORDINATOR                    : MISPAR
ANGGOTA                             : NUNUNG ROSYADI, S.PdI
                                                A ASYROFI, AS, A.Md.
                                                IMRON
                                                MUSLIHUDDIN

II.           SEKSI KESENIAN ISLAM
KOORDINATOR                    : SULISTIONO, S.Ag
ANGGOTA                             : SULOSO HADI
                                                JAMROZI
                                                SARJONO
                                                SUNARDI
                                                    
III.        SEKSI HUBUNGAN SOSIAL KEMASYARAKATAN
KOORDINATOR                    : H. ISWANTO
ANGGOTA                              : SUHAILI, S.PdI
                                                 SUKARNI
                                                 SUNAWAN
                                                 KHAIRUL SANI

IV.        SEKSI DANA DAN USAHA
KOORDINATOR                    : ARMIN NASUTION
ANGGOTA                              : DARSO
                                                 MISRUN
                                                 PRAYETNO
                                                 SARNEN


Muqoddimah


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Terutama marilah kita panjatkan puji syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayahNya sehingga kita mampu melangkah kepada hal yang lebih positif serta dapat beraktivitas dalam keseharian kita. Semoga senantiasa mendapat Ridha Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah berjuang demi tegaknya Islam di muka bumi ini.
Majelis Dzikir “Asma’ul Husna” Sungai Pakning didirikan oleh Yayasan Pesantren Pendidikan Islam “Asma’ul Husna” Sungai Pakning berdasarkan berita acara hasil musyawarah pada hari Jum’at Malam Sabtu Tanggal 05 Sofar 1436 H bersempena dengan Tanggal 28 September 2014 M di Desa Pakning Asal Bukit Batu Bengkalis Riau Indonesia dan telah ditetapkan di Bengkalis berdasarkan Akta Pendirian Nomor 02 Tahun 2014 dengan Notaris Hendra Almazani, SH, Sp. N.
Adapun visi Majelis Dzikir "Asma'ul Husna" adalah :
“ Terciptanya Suasana Dakwah Dan Dikrullah dalam segala aspek
kehidupan umat Islam”.
Sedangkan misinya adalah :
1.             Menegakkan dan mensyiarkan agama islam dalam arti yang seluas-luasnya.
2.             Menghidupkan nuansa dakwah dalam kehidupan umat Islam.
3.             Menghidupkan majelis dzikir dan tabliqh akbar dalam kehidupan umat islam diantaranya :
a.         Jemaah Semaan Al Qur’an
b.        Mujahadah Dzikrul Ghofilin.
c.         Istighasah dan Tabligh Akbar.
d.        Majelis shalawat/berzanzi dan lain-lain.
e.         Majelis Dzikir “ Yasin Fadilah “.
f.         Manaqih Syeikh Abdil Qadir Jailani.
g.        Majelis Dzikir Thariqat Qadiriah Naqsabandiah. 
4.          Membantu Pemerintah dan masyarakat dalam upaya pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
5.     Meningkatkan pemahaman Alqur’an memahami dan mengamalkan isi kandungannya sebagai kebutuhan hidup dunia dan akhirat.
6.         Mengembangkan dakwah Islamiyah di masyarakat demi terciptanya manusia muslim yang taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan agama, cakap dan terampil serta bertanggung jawab terhadap Agama, Bangsa dan Negara.
7.      Merevitalisasikan kebudayaan Islam di wilayah lembaga demi membendung kebudayaan asing yang bertentangan dengan syari’at Islam atau kepribadian bangsa Indonesia.
8.     Membantu Pemerintah dalam mencerdaskan generasi Islam untuk meneruskan pembangunan manusia seutuhnya
9.   Mengadakan kegiatan-kegiatan pendidikan dan keterampilan serta pelatihan dalam rangka pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam bidang Agama Islam khususnya dalam seni membaca Alqur’an.
10.         Mendistribusikan informasi tentang pengembangan konsep-konsep, ide-ide pada masyarakat dan Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dalam bidang Agama Islam terutama kesenian membaca Alqur’an.
11.         Mengembangkan seni membaca Alqur’an dan menjadikan kebersamaan yang ada terutama dalam hidup bermasyarakat.
12.         Membina dan membimbing generasi muda Islam kepada yang mempunyai potensi dalam bidang pendalaman ilmu Alqur’an
13.   Mengajak umat peduli dengan pembacaan Alqur’an dan pendalaman ilmu Alqur’an (tafsir Alqur’an) dan lain-lain.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir batin iman dan taqwa kesehatan jasmaniah dan rohaniah untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang mulia serta mendapatkan ridhoNYA. Amiiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
                                                                        Pakning Asal, 14 Desember 2014

                                                                        Ketua Majelis Dzikir “Asma’ul Husna”

                                                                        SUGENG WIDODO, S.HI




Majelis Dzikir "Asma'ul Husna"
Menerima Penyaluran Wakaf Zakat Infaq dan Sedekah
Melalui Bank Riau Kepri No. Rekening : 124-20-02719
                                             An. Majelis Dzikir "Asma'ul Husna"